BlackBerry Laku Karena Orang Indonesia Latah'
Santi Dwi Jayanti - detikinet
Ilustrasi (ist)
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Nophin sebagai penggiat gadget dari Jeruknipis.com dalam acara Ngopi Bareng detikINET yang bertajuk 'Rahasia di Balik Ketenaran BlackBerry di Indonesia'.
"Orang-orang Indonesia bersifat follower dan mudah terbawa tren," ujar Nophin. "Selain itu tingkat konsumerisme masyarakat Indonesia sangat besar sehingga apabila ada barang baru, bisa ditebak responnya membabi buta," tambahnya.
Faktor lain yang membuat BlackBerry sukses di Indonesia ialah gengsi masyarakat yang cukup tinggi. Terkait dengan penuturan Nophin di atas, sebagian masyarakat Indonesia merasa bangga apabila memakai handphone yang belum pernah dipakai orang lain, meskipun jika dilihat-lihat harga piranti tersebut masih menjulang.
Keeksklusifan adalah faktor selanjutnya yang diburu oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat manakala mereka melihat piranti tersebut dipakai oleh kalangan atas, maka mereka akan ikut menggunakannya. "Makin eksklusif makin diincar, apalagi BlackBerry banyak 'diendorse' oleh artis-artis sinetron," demikian tutur Nophin.
Kelekatan pengguna BlackBerry dengan pirantinya turut disinggung oleh Nophin. Dalam acara Ngopi detikINET, Rabu (26/10/2011) ia mengatakan, "Sekarang orang lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan BlackBerry," pungkasnya.
Tren BlackBerry sendiri dikatakan oleh Handono Warih selaku GM Mobile Data Service Channel Development XL, masih akan berlanjut hingga 2-3 tahun mendatang. Dikarenakan, industrinya di Indonesia sudah terbentuk.
Santi Dwi Jayanti - detikinet
Ilustrasi (ist)
Jakarta - BlackBerry seakan menjadi piranti 'wajib' bagi sebagian kalangan. Hal ini dinilai berkaitan dengan karakter masyarakat Indonesia yang mudah terbawa tren, latah mengikuti teman-temannya.
Pernyataan tersebut dikatakan oleh Nophin sebagai penggiat gadget dari Jeruknipis.com dalam acara Ngopi Bareng detikINET yang bertajuk 'Rahasia di Balik Ketenaran BlackBerry di Indonesia'.
"Orang-orang Indonesia bersifat follower dan mudah terbawa tren," ujar Nophin. "Selain itu tingkat konsumerisme masyarakat Indonesia sangat besar sehingga apabila ada barang baru, bisa ditebak responnya membabi buta," tambahnya.
Faktor lain yang membuat BlackBerry sukses di Indonesia ialah gengsi masyarakat yang cukup tinggi. Terkait dengan penuturan Nophin di atas, sebagian masyarakat Indonesia merasa bangga apabila memakai handphone yang belum pernah dipakai orang lain, meskipun jika dilihat-lihat harga piranti tersebut masih menjulang.
Keeksklusifan adalah faktor selanjutnya yang diburu oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat manakala mereka melihat piranti tersebut dipakai oleh kalangan atas, maka mereka akan ikut menggunakannya. "Makin eksklusif makin diincar, apalagi BlackBerry banyak 'diendorse' oleh artis-artis sinetron," demikian tutur Nophin.
Kelekatan pengguna BlackBerry dengan pirantinya turut disinggung oleh Nophin. Dalam acara Ngopi detikINET, Rabu (26/10/2011) ia mengatakan, "Sekarang orang lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan BlackBerry," pungkasnya.
Tren BlackBerry sendiri dikatakan oleh Handono Warih selaku GM Mobile Data Service Channel Development XL, masih akan berlanjut hingga 2-3 tahun mendatang. Dikarenakan, industrinya di Indonesia sudah terbentuk.
0 komentar:
Post a Comment